Posts

Showing posts from October, 2015

DOWNLOAD BORUTO NARUTO THE MOVIE

Image
Film dibuka dengan adegan pertarungan yang sangat seru antara Uchiha Sasuke melawan keturunan dari Otsutsuki Kaguya yaitu Otsutsuki Kinshiki dan Otsutsuki Momoshiki. Keturunan Kaguya ini mempunyai keahlian menyerap ninjutsu, dan menggunakan ninjutsu yang diserap untuk menyerang lawannya. Berusaha untuk mengumpulkan kembali chakra dari Bijuu untuk dijadikan satu, Kinshiki dan Momoshiki mengincar Hachibi dan Kyuubi. Di desa Konoha, Boruto, Sarada dan Mitsuki yang telah menjadi satu tim berusaha untuk menyelesaikan misi pertamanya yang dipimpin oleh sensei Konohamaru. Misinya adalah menangkap beruang yang merusak desa. Dengan mudah tim Boruto menyelesaikan misinya, dan sensei Konohamaru pun juga menunjukkan pada Boruto kalau dia mempunyai alat ninjutsu yang dipakai di pergelangan tangan. Dengan alat itu, dengan bebas dan cepat Konohamaru menggunakan ninjutsu dari berbagai elemen (air, angin, petir, tanah dan api). Alat ninjutsu itu ternyata alat yang dibuat oleh ilmuwan

MENIKAH SEBELUM MAPAN

Image
Beruntunglah mereka yang menikah sebelum mapan. Berbahagialah mereka yang mendapatkan pasangan yang belum mapan. Banyak laki-laki yang menunda menikah dengan alasan ‘belum mapan’. Saya tak ingin memperdebatkan apa definisi ‘mapan’ di sini, karena mapan bagi setiap orang punya ukuran yang berbeda-beda. Tapi, bagi mereka yang masih ragu untuk menikah karena menunggu mapan, izinkanlah saya memberi nasihat yang baru: Menikahlah sebelum mapan! Saya selalu suka kalimat John Donne yang pernah juga dipelesetkan Abraham Heschel, katanya: ‘No man is an island’, tak ada laki-laki yang menjadi pulau bagi dirinya sendiri. Artinya, tak ada seorangpun yang bisa hidup sendirian—seperti sebuah pulau yang tak membutuhkan orang lain. Setiap orang selalu membutuhkan orang lain untuk berbagi dan mengisi sesuatu yang ‘kosong’ dalam hidupnya. Dalam konsep ini, menurut Donne, tak ada seorang pun di dunia ini yang ‘mapan’. Jika seorang yang hendak menikah memiliki cara berpikir demik